Lentera
November 15, 2018
(sumber foto : unsplash)
"Bapak sudah pulang, bu"
Dituanglah kopi hitam ibu ke dalam cangkir bapak
"Bulan ini bapak tak bisa membayar sekolahmu, nduk" ; kopi, singkong rebus, dan asbak berada tepat di samping kopi bapak
Lantai rumah yang masih bau tanah lempung ; tak bisa lepas sandal, tak juga mematikan kedamaian isi rumah
Diam-diam bapak menanyakan nilai sekolahmu; "Bagus, pak. Peringkat satu."
"Pak?.. Aku ingin berkuliah"
Jejangkrik menjadi latar belakang suara di kolong kamar
Sayup-mayup, hening,
Hanya suara jangkrik yang menjawab tanyamu
"Boleh, pak?"
Bapak : "Tak masalah, asal masa panen segera kembali"
Percapakan diakhiri,
Hujan makin berisik.
Malang, 16 November 2018
4 coment�rios
Ehmmm ...
ReplyDeletewaaah ehmmm kenapa ini hehe
DeleteApa hujan datang untuk menghapus keraguan sang bapak? Atau mungkin menjadi bumbu dilematis suasana yang sudah gundah?
ReplyDeleteAK, 2018
Disini maksud hujan yang saya gunakan, untuk menjelaskan situasi yang terjadi dalam kondisi percakapan itu, kak Ianuar. Bisa jadi bumbu dari suasananya :)
ReplyDeleteWah kritis sekali pertanyaannya, ya..
Terimakasih sudah berkunjung ke "rumah" saya, dan semoga tidak bosan untuk selalu mampir di halaman saya ini. :)