Review antologi puisi “Ibu Kota/Air Mata” oleh Bardjan.

July 19, 2022

Judul buku : Ibu Kota/Air Mata
Jenis buku : Puisi (Sastra)
Penulis : Bardjan
Penerbit : Langgam Pustaka
Cetakan I : Januari, 2022
Cetakan II : Juli, 2022

Mengangkat tema tentang ibu kota dan air mata, rasanya seperti kembali teringat pada wejangan almarhum ayah dan dibumbui pula dengan nasihat ibu. “Kota itu kejam, nak. Ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Ayah tahu sendiri”.  Katanya, beberapa tahun lalu saat kami ngobrol di kios pangkas rambut ayah, ngobrol santai perihal apa rencana kedepan setelah lulus sekolah. Bahkan sebelum ayah pamit pulang.

Memang, ibu kota tampak begitu lihai menampilkan fantasi seolah-olah jadi tempat paling menjamin bagi kaum urban. Ada yang berjalan mulus, ada pula yang diberi kejutan di balik ekspektasi yang muluk-muluk.

“Kami akan mengecup dengkulmu, ibu kotaku sayang. Sembari mencari surga di bawah telapak kakimu” (Surga di telapak kaki ibu kota. Hal-1)

Tidak terkecuali pada pengalaman kehidupan lain yang ditampilkan dalam “Ibu Kota/Air Mata” berisi 69 halaman ini. Dikemas begitu rapi. Tidak mengada-ada, tampil apa adanya. Tidak sedikit yang mengatakan, bahwa ibu kota lebih banyak menyimpan air mata ketimbang tawa. Kembali lagi seperti “ketakutan-ketakutan” akan dilanggarnya norma. Mungkin juga tidak sepenuhnya salah. Sebab realitas kehidupan di dunia dengan segala bentuk kepentingannya, ada di sana.

“Aku dan rembulan peot di langit jalan bangka XI hanya bisa ketawa” (Jalan Bangka XI. Hal-8)

Penggalan bait lainnya yang menyayat hati tercantum pula pada judul “Ibu Melipat Ayah”, “11 Desember 2016’, “Lazarus”, “Asian Film Whore”, “Sekilas Percakapan di Tori Bar Blok M”, sampai pada “SCBD”. Lebih banyak yang saya tidak tahu tentang ibu kota, tapi dari membaca isi kumpulan bait puisi ini, Ibu Kota benar-benar lebih gemar memberikan kejutan. Dan hanya para pemberani yang mampu melewati ini. Salut.

Teman-teman bisa intip dan sapa penulisnya langsung melalui akun Instagram miliknya di @capybardjan. Ini bukan peres atau dalam rangka mengambil hati penulisnya biar dapat buku keduanya edisi bertandatangan. Tapi kalau disapa, memang renyah betul baiknya.

Berikut dokumentasi pribadi buku antologi puisi "Ibu Kota/Air Mata" karya Bardjan:

Tampak depan : selain cover bukunya yang terbolak-bolak, kalian akan dapat mini notes langsung dari penulisnya.

Disambut judul "Surga di Telapak Kaki Ibu Kota"

Di balik buku.

Tampak depan

Setelah cover, muncullah judul serupa yang masih kosong belum bertandatangan (ngode suatu saat dapet TTD penulisnya pake mode banget)

Daftar Puisi 

Tentang Penulis (Bardjan)


You Might Also Like

0 coment�rios

Like us on Facebook